MBS BLOG, RIYADH - Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal Maret
lalu mengancam untuk memutuskan hubungan dekatnya dengan majalah Forbes,
karena dianggap meragukan jumlah kekayaan yang dimiliki oleh Alwaleed.
Kini tuntutan telah dilayangkan oleh pangeran itu kepada Forbes.
Pemilik Hotel Savoy di London, Inggris ini mengecam Forbes yang menilai kekayaannya mencapai USD20 miliar dan tidak bisa masuk ke peringkat 10 besar orang terkaya di dunia. Alwaleed bersikeras bahwa kekayaannya saat ini mencapai USD30 miliar.
Pangeran yang dikenal dengan ulah nyentriknya itu secara mengajukan tuntutan terhadap Forbes melalui Pengadilan Tinggi London. Tuntutan itu secara khusus ditujukan kepada Editor Forbes, Randall Lane dan dua jurnalisnya.
Tetapi meskipun mendapatkan tuntutan dari Alwaleed, pihak Forbes bersikeras dengan daftar yang sudah mereka keluarkan. Perkiraan dari Forbes, nilai dari perusahaan investasi milik Alwaleed yakni Kingdom Holding, jauh lebih rendah dari harga saham yang diperkirakan.
Pengusaha berusia 58 tahun itu diketahui memiliki 95 persen saham Kingdom Holding dengan sisa lima persen lainnya berada di tangan perusahaan investasi Tadawul di Arab Saudi. Tadawul diperkirakan memiliki nilai USD19,9 miliar, tetapi Forbes memperkirakan nilainya hanya mencapai USD10,6 miliar.
Forbes justru mempertanyakan dalam beberapa tahun nilai saham Kingdom Holding yang meningkat tajam tanpa ada data valid yang bisa menguatkannya. Sementara seorang analis ekonomi mengklaim bahwa Tadawul sangat mudah untuk dimanipulasi pada perdagangan bursa efek.
Seorang mantan eksekutif dari Kingdom Holding menyatakan, bursa efek di Arab Saudi mudah sekali dipermainkan dan mirip seperti "olahraga nasional" karena tidak ada kasino di Negara Kaya Minyak itu. Burse efek seperti lokasi judi bagi warga Arab Saudi.
Atas tuduhan ini, ketika diwawancara Maret lalu oleh The Sunday Telegraph, Pangeran Alwaleed marah besar ketika dirinya dianggap melakukan manipulasi. "Tuduhan ini salah. Kami akan melawan Forbes," ujar Pangeran Alwaleed kepada The Sunday Telegraph saat itu.
Bagi Alwaleed bukan peringkat kekayaan yang dipemersalahkan olehnya saat ini, melainkan cara Forbes menghitung kekayaannya yang patut dipertanyakan. "Saya melawan mereka bukan karena (jumlah) kekayaan, tetapi karena mereka menuduh Arab Saudi mudah dimanipulasi karena tidak memiliki kasino. Ini tidak bisa diterima," tegas Pangeran Alwaleed, seperti dikutip The Telegraph, Jumat (7/6/2013).
Pangeran Alwaleed meraih kekayaannya setelah melakuka investasi terhadap merk-merk global tepat di saat kondisi ekonomi mengalami tekanan. Dirinya berhasil meraih keuntungan besar dari aset seperti, Apple, Citigroup, Disney, dan Hotel Savoy di London
Pemilik Hotel Savoy di London, Inggris ini mengecam Forbes yang menilai kekayaannya mencapai USD20 miliar dan tidak bisa masuk ke peringkat 10 besar orang terkaya di dunia. Alwaleed bersikeras bahwa kekayaannya saat ini mencapai USD30 miliar.
Pangeran yang dikenal dengan ulah nyentriknya itu secara mengajukan tuntutan terhadap Forbes melalui Pengadilan Tinggi London. Tuntutan itu secara khusus ditujukan kepada Editor Forbes, Randall Lane dan dua jurnalisnya.
Tetapi meskipun mendapatkan tuntutan dari Alwaleed, pihak Forbes bersikeras dengan daftar yang sudah mereka keluarkan. Perkiraan dari Forbes, nilai dari perusahaan investasi milik Alwaleed yakni Kingdom Holding, jauh lebih rendah dari harga saham yang diperkirakan.
Pengusaha berusia 58 tahun itu diketahui memiliki 95 persen saham Kingdom Holding dengan sisa lima persen lainnya berada di tangan perusahaan investasi Tadawul di Arab Saudi. Tadawul diperkirakan memiliki nilai USD19,9 miliar, tetapi Forbes memperkirakan nilainya hanya mencapai USD10,6 miliar.
Forbes justru mempertanyakan dalam beberapa tahun nilai saham Kingdom Holding yang meningkat tajam tanpa ada data valid yang bisa menguatkannya. Sementara seorang analis ekonomi mengklaim bahwa Tadawul sangat mudah untuk dimanipulasi pada perdagangan bursa efek.
Seorang mantan eksekutif dari Kingdom Holding menyatakan, bursa efek di Arab Saudi mudah sekali dipermainkan dan mirip seperti "olahraga nasional" karena tidak ada kasino di Negara Kaya Minyak itu. Burse efek seperti lokasi judi bagi warga Arab Saudi.
Atas tuduhan ini, ketika diwawancara Maret lalu oleh The Sunday Telegraph, Pangeran Alwaleed marah besar ketika dirinya dianggap melakukan manipulasi. "Tuduhan ini salah. Kami akan melawan Forbes," ujar Pangeran Alwaleed kepada The Sunday Telegraph saat itu.
Bagi Alwaleed bukan peringkat kekayaan yang dipemersalahkan olehnya saat ini, melainkan cara Forbes menghitung kekayaannya yang patut dipertanyakan. "Saya melawan mereka bukan karena (jumlah) kekayaan, tetapi karena mereka menuduh Arab Saudi mudah dimanipulasi karena tidak memiliki kasino. Ini tidak bisa diterima," tegas Pangeran Alwaleed, seperti dikutip The Telegraph, Jumat (7/6/2013).
Pangeran Alwaleed meraih kekayaannya setelah melakuka investasi terhadap merk-merk global tepat di saat kondisi ekonomi mengalami tekanan. Dirinya berhasil meraih keuntungan besar dari aset seperti, Apple, Citigroup, Disney, dan Hotel Savoy di London
0 comments:
Post a Comment
Sebagai Blogger yang Baik. Wajib di baca dan di taati
Aturan Berkomentar :
1. Berkomentar menggunakan bahasa yang enak didengar. Tidak Untuk
menyinggung perasaan orang Lain.
2. Berkomentar sesuai topik
3. Berkomentar menggunakan Keyword di anggap SPAM
5. Berkomentar Sesuai Kewajaran (NO SPAM,NO SARA, NO PORN*)
6. Hindari Penggunaan Link Aktif (Akan dihapus Otomatis)
7.Kalau Mau ngopy-paste artikel disini, Mohon Cantumkan/Berikan sumbernya.
Terima kasih !!